Friday, 24 January 2014

PEMILU ...SEBERAPA LAYAK KITA PILIH

Tahun 2014 kita kembali lagi disuguhkan dengan parade calon2 wakil rakyat baru ramai2 menawarkan janji agar mendapat dukungan suara di pemilu nanti. Di mana-mana kita lihat (khusus nya di ponorogo) berbagai pemandangan menyebalkan dengan berbagai macam baliho para caleg dengan janji nya, ada kutu loncat jadi caleg dengan pakaian baru nya, ada koruptor yang berteriak di baliho dengan semboyan bersih (mantan bupati ponorogo..ups keceplosan), bahkan miris nya lagi tukang pentol goreng aja ikutan jadi caleg, hadeuhh… bukan saya mengecilkan profesi orang, tapi sadar diri lah kapasitas kita apa buat maju menjadi caleg, apalagi dengan pemilih ponorogo yang kebanyakan ewuh pekewuh yang sangat kental budaya bagi2 uang, saat pemilihan kepala desa saja saya kaget di kasi uang 15rbu/per warga..lha klo sekelurahan berapa yng di keluarkan ..masya Allah ,gmana ko pemilihan caleg nanti.. hadeeh cape beud…, belum lagi kita disuguhkan tayangan orang2 yang di masyarakat nya aja ga di kenal jelas tiba2 nyalonin jadi caleg, di masyarakat nya aja ga pernah keluar,ga pernah ngumpul gimana klo jadi wakil rakyat, dah bsa dibayangkan dah.


Pasti nya dari sekian banyak nya caleg hanya 20% yang bakalan kepilih. Sisa nya harus kembali lagi menjadi warga biasa. dan seperti periode sebelum nya, banyak yang gila karena harapan dari modal yang dikeluarkan tak berbanding lurus. sampe begitu nya mereka berjuang demi suara rakyat, sampai habis puluhan bahkan ratusan juta demi sebuah kursi. Klo orang sekelas pemilik RPH sapi modern di ponorogo dah jelas memiliki kapabilitas dan komitment buat majukan ponorogo dengan usaha nya yang sudah nyata, saya pokok nya dukung 100% caleg berkualitas yang dah terbukti mampu memberdayakan dan membangun ponorogo apalagi dengan perusahaan abbator pertama dengan system terbaik di jawa timur yang telah terbukti berperan dalam pembangunan ponorogo. Saya sangat mendukung caleg dengan partai yang terbukti BERSIH para kader nya dari kasus korupsi nasional. Bahkan partai nya pemerintah pun menjadi partai yang sangat berperan dalam kasus2 korupsi besar nasional. Bahkan salah satu partai islam dengan slogan bersih nya yang terkenal dengan  sebutan partai dakwah, dengan sangat memalukan Presiden partai nya harus mendekam di penjara 12tahun karena kasus daging sapi impor, dengan label ustadz nya terkuak punya istri kelas 3 smu (tahun 2011), ga berhijab lagi. hallow... ???  Ya apapun yang terjadi saya sebagai orang kecil yang hanya bisa melihat semua nya dari sisi media. Semooga banyak kebaikan yang jauh saya nga tahu dibanding kejelekan yang terkuak di media.


Wah walaupun saya orang kecil yang banyak ga ngerti apa-apa.  Saya masih punya nurani saat melihat dynasti gubernur banten yang luar biasa kaya raya nya dari hasil ballout proyek2 pemkot yang akhir nya terungkap juga, dengan berbagai polah mencari cara mencapai kekuasaan yang pada akhir nya orang kecil harus menyaksikan uang rakyat dengan mudah nya dibagikan gratis buat beli mobil seharga ratusan juta bahkan miliaran hanya buat menghargai selangkangan wanita (jeniffer dunn)… astagfirullah kaya si wawan dynasti atut, kisah ahmad Fatonah, LHI, Nazauddin, dll…, smg pemilu tahun ini banyak memberikan perubahan buat bangsa Indonesia. amiin      

Thursday, 23 January 2014

INDONESIA BANGSA LEMAH

Tulisan ikbal Muhaimin (geraidinar)

Di dalam Al-Qur’an-pun kita diingatkan untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” ( QS 3 : 9).


Gejala-gejala melemahnya generasi kita dan anak – anak kita di jaman ini sesungguhnya juga begitu gamblang. Dari munculnya orang-orang mati karena kelaparan, dari 80% penduduk negeri ini yang berpenghasilan kurang dari 20% nishab zakat, dari tinggi badan anak-anak Indonesia yang semakin pendek, dan berbagai indikator lain yang akan mudah kita pahami bila kita mampu dan mau merangkai informasi ‘connecting the dots’ dan mengambil pelajaran dari situasi yang tidak menyenangkan ini.

Data lain yang saya peroleh yang sangat menyedihkan adalah data FAO (Food and Agriculture Organization)  yang keluar tahun lalu yang tersaji dalam grafik di bawah. Daerah yang berwarna gelap adalah daerah yang mengkonsumsi daging tinggi, semakin terang semakin sedikit konsumsi daging-nya. Anda bisa lihat warna untuk negeri kita ? sangat terang !. Bila rata-rata penduduk di dunia mengkonsumsi daging 46.6 kg per tahun, kita hanya mengkonsumsi 11.14 kg per tahun.

Meat Consumption by Country
Meat Consumption by Country

Dalam hal konsumsi daging ini, kita berada di nomor urut 156 dari 177 negara yang datanya ada di FAO. Jauh dibawah tetangga kita sendiri seperti Brunei yng di no urut 52 (65 kg), Malaysia no urut 75 (48.99 kg) dan bahkan Timor Leste yang berada di no urut 107 (31.37 kg). Apakah ini karena negara kita besar sekali jumlah penduduknya sehingga rata-ratanya menjadi rendah ?, tidak juga !, China yang jumlah penduduknya lebih dari 5 kali jumlah penduduk kita – mereka berada di nomor urut 68 dengan konsumsi daging 53.45 kg per kapita per tahun !.

Dari konsumsi daging yang begitu rendah inilah yang antara lain berakibat langsung pada penurunan tinggi badan dari anak-anak yang lahir di negeri ini. Yang perlu kita juga sangat khawatirkan adalah konsumsi protein yang sejalan dengan konsumsi daging tersebut diatas – yaitu dibawah rata-rata dunia seperti dalam grafik dibawah. Kita perlu kawatir karena kurangnya konsumsi protein bisa berakibat pada penurunan kecerdasan anak-anak negeri ini.




Protein Intake
Protein Intake
Mengapa kita perlu tahu informasi-informasi seperti ini ?, bukan untuk mengeluh atau menyalahkan siapapun di negeri ini. Dengan informasi yang kita rangkai ini, kita berharap bisa berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan. Tidak penting besar kecilnya upaya yang bisa kita lakukan, tetapi bila banyak-banyak penduduk negeri ini berniat dan mulai berbuat sesuatu untuk menolong diri kita, anak-anak kita dan umat secara keseluruhan – mudah-mudahan ini bisa mengundang pertolongan Allah yang tiada batas kekuasaanNya.

Apa konkritnya yang bisa kita lakukan ?. Anda bisa mulai dari apa yang Anda punya ilmunya, punya pengalaman atau ketrampilannya. Yang jelas di negeri tropis ini tidak terhitung jenis hewan yang dagingnya halal untuk dimakan – yang mudah dibudi-dayakan. Dari ayam, itik, kambing, domba, sampai kerbau dan sapi semuanya bisa hidup baik di negeri ini. Apakah susah untuk menumbuh kembangkan hewan-hewan ini agar dagingnya tersedia cukup dengan harga yang terjangkau untuk anak cucu kita ?. Insyaallah tidak sesulit merancang pesawat terbang atau  pembangkit listrik tenaga nuklir – yang katanya-pun mampu dilakukan pemuda-pemudi terbaik negeri ini.

Ilmunya jelas ada karena begitu banyak lulusan peternakan dan kedokteran hewan dari S1, S2 dan S3 di Indonesia. Sumber daya alam-nya juga begitu mendukung, lantas mengapa sampai kita menjadi bangsa yang kurang mampu dalam hal konsumsi daging dan protein ini ?. Yang belum cukup mungkin adalah para pedagang dan pengusaha yang bukan hanya mengejar keuntungan sesaat, tetapi pedagang dan pengusaha yang menyadari kedudukan strategisnya dalam membangun kekuatan umat dalam jangka panjang.

Yang juga masih kita perlukan lagi adalah kepemimpinan yang bervisi, yang mampu merangkai informasi dan menentukan arah perjalanan bangsa secara confident, memprioritaskan kepentingan yang luas yaitu fokus pada memakmurkan umat atau rakyatnya.

Dan bagi kita kebanyakan rakyat biasa - bukan pemimpin negeri dan belum menjadi pedagang atau pengusaha , waktunya berhenti untuk mengeluh dan mencerca polah tingkah pemimpin dan wakil rakyat kita yang sibuk dengan urusan kelompoknya masing-masing, waktunya untuk berbuat apa yang kita bisa. Untuk memotivasi diri kita ini, ada buku bagus yang terbit sekitar 7 tahun lalu yang di tulis oleh Muhammad Ali Haji Hasyim dengan judul “Bisnis Satu Cabang Jihad” (Pustaka Al-Kautsar, 2003).  Buku ini banyak memberi contoh amal-amal shalih yang bisa kita lakukan yang bernilai jihad, yaitu mulai ber-bisnis. Argumennya jelas dan sangat masuk akal, bahwa jihad dalam pengertian perang-pun selalu membutuhkan jiwa dan harta – dari mana harta ini di peroleh secara halal ?, ya dari perdagagangan atau bisnis yang halal.

Perlunya harta untuk memenangkan pertempuran dan mempertahankan kejayaan umat ini menjadi jelas kaitannya manakala kita melihat sejarah bangsa ini yang ditaklukkan penjajah awalnya  melalui perdagangan, dan bagaimana hanya gara-gara perkebunan dan perdagangan kopi kita dikuasai penjajah – bukan hanya kita yang kalah, tetapi kita juga telah ikut melemahkan kekuatan ekonomi Kekhalifahan Turki Ustmani di awal tulisan ini – yang akhirnya juga berujung pada keruntuhannya.


Dengan usaha insyaAllah kita bisa menyiapkan generasi yang makan daging dan protein secara cukup, kemudian dengan pendidikan yang baik dari  para ustadz dan para pendidik – insyaallah generasi anak-anak kita akan menjadi generasi unggulan, yang menjadi titik kekuatan umat di masa depan bukan menjadi titik lemah seperti yang terjadi sejak Belanda menjajah negeri ini sekian ratus tahun lalu. InsyaAllah !.

Tuesday, 14 January 2014

Bisnis sapi “Should to be prospect”

Negara agraris yang sangat kaya dengan sebutan ‘gemah ripah loh jinawi’  tapi bicara kebutuhan daging dan susu sapi saja masih banyak tergantung dengan Australia dan New Zealand. Miris nya lagi menurut data FAO Indonesia menjadi salah satu Negara dengan index konsumsi daging sapi terendah di asia pasifik, ya sangat wajar fakta nya daging sapi di Indonesia masih menjadi makanan Tersier atau bahkan di banyak wilayah sebagai makanan mewah karena harga perkilo daging sapi hari ini (9.02.2014) adalah Rp 74.000- / kilo. Memang kebutuhan sapi tak sepenting seperti beras, jagung, kedelai, gandum (yang juga impor), tapi mengingat negara kita memiliki potensi yang sangat baik untuk pengembangan sapi bahkan kita seharusnya mampu menjadi pengekspor sapi, tapi mengapa untuk kebutuhan sapi saja harus exspor dari luar.

Hanya jawa timur mencoba mengembangkan untuk tidak masuk sapi /daging impor di jawa timur. Namun kebijakan itu belum dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat tani dan ternak yang baik, hasil nya kelangkaan daging sapi di jawa timur, karena asupan dari peternakan kurang, parah nya lagi abbator modern (RPH)  pertama di jawa timur (Ponorogo) menghentikan produksi pemotongan hewan karena supply nya terhambat, jika disupply dari luar jawa timur pasti cost nya lebih tinggi dan tidak mungkin dilakukan untuk menjaga stabilitas harga, langkah terbaik adalah menunggu harga sapi kembali normal.  

Menjadi peternak sapi sejatinya jika pengelolaan nya tidak setengah-setengah seharus nya tidak akan pernah merugi, karena jalur distribusi nya jelas daging sapi sangat bernilai tinggi dan permintaan pasar tak pernah berhenti , apalagi jika kita berbicara sapi perah, susu nya setiap hari mampu mendatangkan omset lumayan. Rata-rata per ekor sapi perah FH di Indonesia di usia produktif mampu menghasilkan 10 – 12 liter perhari, jika harga susu perliter nya Rp.4000- maka sebulan meraup omzet rata2 Rp 1,3jt per sapi/bln.  Setelah masa produksi habis nilai jual untuk di potong pun masih tinggi. Kotoran yang dihasilkan selain untuk pengembangan biogas juga dapat diberdayakan untuk pengolahan pupuk kandang.

Melihat kondisi ini saya sangat tertarik untuk bermimpi kedepan memiliki sebuah peternakan sapi terbesar di ponorogo, karena sumber daya alam yang mendukung, dengan siklus pertanian yang mampu menjamin kualitas pakan sapi.

Jika pengelolaan pertanian dan peternakan nya rapi maka kotoran sapi mampu menjadi pupuk dengan di buatkan sentra penampungan pupuk sapi di ponorogo yang kedepan bisa dibuatkan pabrik pupuk berskala besar karena untuk pupuk pun kita impor, untuk pengolahan pakan lele pun kotoran sapi sangat baik. Hasil pertanian dimana komoditi jagung daun nya sangat baik untuk pakan sapi, selepas musim jagung, musim padi yang daun nya untuk silase, jerami dan katul serta kekayaan alam lain, jika siklus jaringan demand supply  pertanian peternakan mampu bersinergi baik , seharus nya menjadi kan ponorogo salah satu propinsi kaya di jawa timur.

Masalah utama tata kelola sumber daya manusia nya, belum mampu memberdayakan potensi alam. Yang ada pemkab malah bangun bagunan Mega Mall Ponorogo.. halah capee, karena keterbatasan masyarakat nya lebih memilih bekerja di negeri orang karena lapangan pekerjaan yang sempit, petani menjerit karena harga pupuk tinggi, wal hasil banyak lahan pertanian di jual buat bangun perumahan dan ruko.

Aku ingin banyak belajar di negeri yang sudah maju tata kelola pertanian seperti negara New Zealand dengan negara yang tak seluas sumatra mampu menjadi negara maju dibidang pertanian. Ke New Zealand bukan Cuma orientasi gaji 32jtan/bln, tapi orientasi nya lebih dari itu.. 2 – 5 tahun saya disana sepulang dari sana saya sudah bisa bangun apa di sini.  Tapi uang proses kesana masih menjadi tanda tanya besar, dari mane gue dapet duit Rp.50.000.000- buat proses ke New Zealand. Dan itu ga mungkin aku berharap sama orang lain, serta tak mungkin berharap dengan jual tempat tinggal, mo gadein surat aja ga boleh. … Mmm.. entahlah biarlah harapan itu ada, dan jangan pernah mati harapan itu.