Tuesday, 4 August 2009

Gerimis di Ibukota

Kawan2 Yth,

Tokoh idola masyarakat kelas menengah kebawah, Mbah Surip alias Surip Aryanto pagi tadi pukul 10.20 WIB di UGD RS Dik Diskes Kramat Jati, Jalan Raya Jakarta-Bogor, telah berpulang ke-Rahmatullah, meninggalkan kita semuanya untuk selama-lamanya. Lagu ciptaannya "Tak Gendong" melejit selama beberapa bulan terakhir, dilantunkan dimana-mana, di TV, Radion, dan diberbagai acara-acara entertainment. Ini memberikan rezeki yang berlimpah baginya. Dalam waktu dua bulan penayangan Ring Back Tone (RBT) lagu itu, Mbah Surip menerima penghasilan sekitar Rp 2 milyar, belum lagi hasil dari kemunculannya dalam berbagai acara TV dan Radio yang hampir tiap hari, sekadar untuk meramaian acara-acara itu.
Melejitnya lagu ciptaan Mbah Surip ini dimungkinkan karena memang kondisi masyarakat Indonesia saat ini cocok sekali dengan sifat lagu itu yang menggambarkan kesederhanaan, apa adanya dan tak dibuat-buat; sebuah sifat yang didambakan oleh kebanyakan orang Indonesia saat ini, ditengah hiruk-pikuknya para elit politik untuk berebut kekuasaan selama 5-tahun mendatang. Lagu itu diciptakan oleh Mbah Surip sekitar 20-tahun yang lalu dan tidak mendapatkan perhatian masyarakat di masa itu.
Walaupun masyarakat luas tahu bahwa Mbah Surip banyak berbohong tentang jati dirinya, seperti pernyataan bahwa Ia lulusan Universitas Petra Surabaya jurusan Kimia yang tidak ada, lalu lulus MBA jurusan filsafat yang juga tidak ada, serta bekerja di ladang-ladan minyak di luar negeri, namun masyarakat dapat mengerti dan memaafkannya, sebab itu adalah kembang-kembang citranya sebagai lambang masyarakat kecil yang berpuluh-puluh tahun berjuang dan menderita untuk mencari sesuap nasi.
Mbah Surip mengatakan bahwa lagu "Tak Gendong" diciptakannya saat Ia merantau di Amerika Serikat dibawah kolong Jembatan "The Golden Gate" San Francisco, USA. Ini hanyalah karangan Mbah Surip, sebab bahasa Inggrisnya yang gelepotan, kita jadi kurang yakin apakah Ia memang pernah benar-benar mengunjungi San Francisco.
Mbah Surip, lambang keberhasilan rakyat kecil yang penuh penderitaan sekarang telah tiada, meninggalkan kita semua untuk selamanya. Kita semua merasa kehilangan seorang tokoh idola yang lagu-lagu dan penampilannya dapat melegakan hati. Akan masih adakah seorang tokoh sederhana sekelas Mbah Surip yang muncul menggantiannya ditengah-tengah kita dalam waktu dekat ini?

Semoga ada penggantinya!
Wassalam,
S Roestam
http://refiew.wordpress.com