Thursday, 7 August 2008

Semoga bukan yang terakhir

Sosok lelaki yang diusia nya yang menjelang 1 abad saat itu terlihat masih gagah, walau jalan tergopoh-gopoh datang menghampiriku, 'Waduh aya tamu agung euy", sapanya ketika itu. mataku tertuju kagum padanya, bahagia bisa bertemu dengannya. dialah saksi perjuangan ayahku ketika muda hingga saat menutup mata, aku biasa memanggilnya 'Mang Haji Maksum'. saat muda dulu dia adalah sahabat dekat dengan Ayahku, bahkan hubungannya melebihi dari seorang sahabat seperti famili sendiri, sampai2 ketika ayahku ada rizki diberikan kepadanya 5 petak sawah yang hingga sekarang masih terjaga baik.

Melihat dia betapa banyak makna dibaliknya, diusia yang sangat tua dia masih fasih mengingat tentang ayah dan keluargaku dulu, betapa banyak dari keluargaku yang telah mendahului nya Kang Diding, Ka Ali, Teh Yuyuh, Ibu dan ayahku tercinta dan yang lainya, padahal mereka jauh lebih muda dari nya. Mm.. mataku menerawang kosong melihat awan, betapa kehidupan ini hanya bagian dari episode-episode datang dan pergi.  betapa kehidupan begitu cepat, rasanya baru kemarin aku menikah, tak terasa sudah mau punya anak dua.

Mm ..' klo dipikir2 pikir akhirnya kita berujung pada hidup adalah untuk mempersembahkan yang terbaik Allah yang telah menitipkan kita didunia dan berkorban untuk orang2 yang kita cintai. Namun betapa pesona dunia tak pernah habis memancarkan sinar yang menyilaukan,kemilau harta, kecantikan wanita, Selalu kurang, Mudah mengeluh, Rentan dengan penyakit hati. Aku hanya ingin selalu mengingatkan diriku untuk betapa perjalanan ini terlalu singkat untuk disinggahi, dan MELIHAT SELALU YANG ADA agar selalu jadi hamba yang bersyukur