Memiliki
anak adalah kebahagiaan bagi para pasangan yang telah menikah, karena dengan
hadir nya anak kta semakin merasakan peran kita sebagai seorang ayah, kta dapat
lebih memaknai tugas kita mencari nafkah, dan kebahagiaan terbesar bagi orang
tua saat bisa mengantarkan sukses anak-anak kita yang telah dilalui dengan
berbagai episode mulai lahir masa kanak-anak, remaja, dewasa hingga harus
melepas anak kita menempuh bahtera rumah tangga nya, itulah cinta sejati
sesungguh nya yaitu cinta orang tua dan anak. Tak akan pernah kita menyesal
mengeluarkan yang terbaik demi berbagi untuk anak, demi melihat senyum pangeran
kecil kita, bahkan sang ayah rela tak makan yang penting anak kita bisa
tertidur lelap tanpa harus menahan lapar, setiap bulan anggaran belanja
keluarga pengeluaran teratas adalah ‘sekolah anak, susu anak-anak,makanan baru
sisa nya kebutuhan lain. Dalam do’a pun selalu pada Tuhan sang ayah tak jarang
menangis dalam hening memohon ‘Ya Rabb,
jadikan lah anaku anak yang hebat, anak yang mengerti ada nya diriMu,beri kami
kekuatan untuk memberi nafkah terbaik nya demi mengantarkan nya belajar hingga
bisa kuliah di belanda,jerman’,madinah,’ . Semua itu ada karena cinta,cinta
yang tak akan pernah usah oleh masa.
Aku selalu
berdo’a untuk saudara2 ku jika belum di karuniai anak agar segera di karuniai
momongan. Betapa sedih nya saat menikah lama belum di karuniai anak,mendengar
teman2 bercerita tentang anak-anak nya pun langsung tak langsung sedih pasti
nya, berangkat pagi pulang malam ketemu nya istri lagi2, separuh hidup akan
semakin berarti dengan hadir nya anak. Itulah skenario Allah yang tak dapat
terjangkau oleh fikiran kita seolah Allah tak adil orang yang cukup punya anak
2 malah di tambah lagi, di sisi lain yang menginginkan bertahun-tahun belum
dikaruniai, dato khalid dan Siti nurhaliza yang kini menjadi saah satu orang
terkaya di Malaysia belum Allah karuniai anak, padahal dunia telah Allah beri
lebih. Allah yarham semoga kita termasuk orang-orang bersyukur dengan apapun
yang Allah tetapkan dalam hidup kita.
Setelah
usaha transfer janin yang pernah saya tulis sebelum nya tak jadi kami lakukan,
kami pun berencana untuk memberikan anak ketiga kami pada seorang yang Insya
Allah hanif agama nya, baik iktiar dunia nya. Yang jelas jika untuk kami
berikan pasti nya pada orang yang lebih dari sekedar teman,insya Allah keluarga
dulu untuk hal ini sebagai prioritas, walaupun berat khusus nya istri saya tapi
kami coba tanam kan bahwa ini adalah mulia, agar kami juga lebih bisa
memberikan bermakna di hati kami. semoga Allah beri kelancaran dari apa yang
kami niatkan.
Di akhir
catatanku,saya kutip pesan singkat yang memiliki makna lebih untuk menghidupkan
hati saya, ”Kita Hidup dari apa yang
kita Cari, dan Membangun kehidupan dari apa
yang kita Beri” ( Gede Prama)