Akhir januari lalu sebuah PPTKIS membuka kesempatan untuk dpat berkarier di New Zealand, dengan wages yang pasti nya sangat bagus untuk ukuran TKI, setelah melihat vacany itu satu hari itu saya coba berfikir bagaimana jika saya maju untuk apply dan berkarier disana, apa kekuatan saya, apa kelemahan saya, peluang dan hambatan apa yang akan saya dapati karena memang dunia dairy ga terlalu familiar dengan kehidupan saya, namun saya berfikir ilmu yang saya dapat setelah saya di NZ akan jauh lebih berharga untuk kehidupan saya kedepan, Nz sebagai negara maju dalam pertanian dan peternakan yang memiliki modern dairy sistem terbaik di dunia, yang terintegrasi pengelolaan cowsheed manajement,depasture, feeding,milking, dan calves treatment, ini adalah ilmu yang sangat berharga untuk saya kembangkan kedepan di ponorogo yang agraris. tapi melihat besar nya peluang ini dengan berbekal mengurus sapi orang tua, maka tanggal 27januari saya putuskan untuk mengikuti seleksi.
alasan saya untuk maju yang terpikir dalam waktu singkat saat itu adalah fokus bagaimana keseharian seorang cattleman, karena yang terbesit saat itu saya bisa memandikan sapi, mengurus pakan sapi, membersihkan kandang sapi hingga perawatan sapi pedet, sisa nya adalah bahan pembelajaran saya. Tanggal 28/01 saya sempatkan main satu hari full ketempat teman seorang peternak sapi perah di wilayah pulung, saya terjun langsung bagaimana keseharian seorang cattleman, saya sangat berkeyakinan saya mampu menjadi cattleman yang baik, karena dari keseharian yang saya jalani saya mampu melaksanakan nya dengan baik.
Karena tanggal 31/01 adalah waktu terakhir untuk intvw yang di infokan, di tengah kesibukan saya sehari-hari saya coba mempersiapkan bermacam knowledge tentang sapi perah, tepat tanggal 31/01 saya putuskan kemalanng untuk coba intervw, di tengah minim nya waktu yang hanya 4 hari, interviewer menanyakan sesuatu yang belum sempat saya siapkan masalah penyakit sapi yang memang belum saya siapkan karena saya hanya fokus bagaimana daily activities seorang cattlement, saat itu gagap pun meradang namun beruntung nya interviewer masih memberi saya kesempatan beberapa hari kedepan untuk reinterview. Mm... ternyata yang di infokan deadline tgl 31/01 tidak mutlak, tau gitu aku coba lebih santai, agar bahasa english yang saya persiapkan lebih baik, dan knowledge lebih siap.
Sebenarnya nya apply ku sangat tidak didukung oleh istri tercinta karena masalah biaya yang saya dan istri tidak sependapat, maksud nya istri saya klo mau proses jangan sampai ada hutang di bank, apalagi surat rumah dibawa2. Berbagai perdebatan pun mewarnai prosesku yang tak kunjung menemui titik temu. namun hal ini tak saya bahas dari awal karena saya lebih fokus persiapan ku ditengah waktu yang cuma 4 hari, di sela rutinitas wajibku juga, ku jalani yang persiapan untuk maju dahulu. Namun karena perjalanan dari awal memang pincang, maka semakin ke sini semangat itu pun semakin lemah, di tambah istri harus ke thailand 10 hari. karena pertimbangan kondisi lain akhirnya aku harus membiarkan berlalu kesempatan emas tuk apply ke NZ.. padahal saya sudah mempersiapkan program bahasa english pribadi untuk exercise dan bisa apply kesana, banyak knowledge,video2 dan practice untuk persiapan kesana, namun apa daya saat kaki ku pincang untuk berlari kencang... (19022014)