Tuesday, 26 July 2011

Fanatisme brand...????


Banyak orang ketika tertarik mengenal sebuah brand, lalu mencari tahu dan setelah tahu memiliki banyak kelebihan, selanjut nya memilih, biasanya dari proses tersebut akan muncul apa yang orang bilang fanatisme brand, yang sebenarnya jika di lihat tak ada keuntungan yang di dapat dari si pemakai, bahkan menguntungkan bagi brand tersebut karena menjadi salah satu media campaign dari product tersebut secara tidak langsung pada masyarakat dari review si pemakai.

Itulah yang orang banyak lihat dari saya saat saya mengunakan TVS Apache thun 2008 dan di tahun 2010 kembali membeli motor yang juga product TVS yaitu Neo X3i. Fanatisme…??? Saya rasa tidak, karena selain tak ada yang saya dapatkan kecuali dari product yang saya pakai memiliki kelebihan, tak ada orientasi lebih selain karena ingin banyak orang tahu ini lho brand yang saya pakai dengan kelebihan nya ini itu….dll.
Menurut saya pribadi saat timbul fanatisme maka yang ada menganggap kompetitor tak lebih dari kepunyaan saya, bahkan cenderung merendahkan product lain. Dan itu tidak ada pada saya, saya masih objectif melihat teknologi Honda sebagai yang terdepan, bahkan saya mengakui kehebatan mesin dari Astrea Grand yang memang dikenal bandel. Saya masih menganggap Bajaj dengan DTS-i nya merupakan teknologi terbaik yang ada pada motor, sehingga dengan kuaitas pengapian dua busi menghasilkan performa maksimal dan pembakaran lebih efisien alias irit BBM. Jadi saya masih melihat objektifitas dari kualitas di atas segala nya. Lalu bergabung pada sebuah communitas apakah bukan bentuk dari fanatisme..? saya rasa tidak, itu tak lebih dari wujud kebanggaan saya pada product yang saya punya, dan senang saat semakin banyak yang memiliki kesamaan. Jadi jika di katakana hanya sebatas hoby nga lebih…(pinter nge’les nya ky sule….wkkk)   

Lalu mengapa jika dihadapkan pada pilihan di setiap segmen motor di pasar selalu memilih TVS sebagai yang terbaik…?? Jawabannya hanya satu, semata karena TVS memiliki harga yang sangat bagus dikelas nya, sedangkan di harga yang sama motor lain tak sehebat TVS, jika ada yang lebih hebat pun berbanding lurus dengan harga nya, itulah mengapa TVS saya sebut The Best Price, Value and Performance. Semoga saya dapat menjadi representasi dari kepuasan konsumen TVS. dan memacu TMCI selaku ATPM  TVS untuk terus lebih baik lagi memperbaiki kualitas productnya yang memang jika di perhatikan dari review-review di banyak forum, masih banyak Inkonsistensi dari kualitasnya setelah fase CKD (complete knock down) di manufacture karawang entah masalah QC nya or apalah namanya di manufacture, dan berbagai layanan konsumen untuk sebuah kepuasan konsumen (customer satisfaction).   

     

Thursday, 21 July 2011

TVS Siap Ekspor Bebek Indonesia Ke Amerika Latin

Setelah mengirim bebek TVS RockZ dan Neo ke Philipina, TVS juga mengekspor dua bebek tadi ke beberapa negara di Timur Tengah. Dari dua negara tujuan tadi, jumlah ekspornya tiap bulan bisa mencapai hampir 1.000 unit.

Saat ini, TVS-MCI juga sedang mempersiapkan membuka pasar lebih luas. "Kita ada rencana masuk ke Amerika Latin. Khususnya beberapa negara berkembang di sana sedang kita jajaki," buka Darmadi Tjuatja, Chief Operating Officer TVS-MCI.

"Tapi kita hanya bebeknya ya, yang motor sport langsung dari India," lanjut pria yang pernah mengabdi di Suzuki. Hal ini tentunya terkait dengan kebijakan produksi TVS. Di pabrik perakitan TVS India hanya membuat motor sport.

"Nanti motor ketika motor sport dari India masuk, kita akan ikut masuk dengan bebek," jelas Darmadi Tjuatja sambil menyebut Brazil menjadi salah satu sasaran ekspornya. (motorplus-online.com)

Mengapa Bajaj lebih maju di Indonesia dari TVS

Perang pasar motor antara Bajaj dan TVS nampak nya akan menjadi perseteruan abadi di dunia karena selain sama-sama berasal dari india mereka juga kan selalu menunjukan pada dunia siapa yang layak menyandang gelar teknologi roda dua terbaik dari India. Mereka sama-sama memiliki amunisi-amunisi yang hebat, teknologi nya di akui di mana-mana, jaringan bisnis yang luar biasa hebat dan yang tak kalah penting yaitu basis pasar yang luas di dunia serta di dukung system informasi yang maju di manufacture nya. Jika melihat demikian rasanya tak ada alasan lagi jika tak bisa menjadi 5 besar di Indonesia.

Namun jika di perhatikan pergerakan BAI dan TMCI selaku dari atpm, kita masih melihat Bajaj sedikit lebih maju di banding TVS, mengapa demikian. Berikut 4 alasan penting mengapa bajaj lebih unggul dalam menembus pasar di Indonesia :
1.      Bajaj 3 tahun lebih awal dari TVS masuk Indonesia, selain itu teknologi bajaj sudah banyak dikenal di Indonesia dengan roda tiga nya, serta bajaj scooternya jauh sebelum motor jepang berkembang di Indonesia. Sehingga untuk branding bajaj sebagai teknologi India lebih mudah di terima di Indonesia.
2.       Konsep “Twins Spark” yang di usung nya memiliki karakter kuat di masyarakat dengan 2 busi pengapian lebih optimal dan sebagai nya………., lebih mudah di cerna berbagai kalangan masyarakat sehingga banyak orang menjadikan alternative teknologi jepang yang saat itu itu2 saja.
3.      Segmen kelas motor sport yang di kembangkan bajaj sangat pas menaikan value dari produk sebagai motor laki yang berkarakter kuat saat itu, serta segmen yang lebih sempit sehingga untuk penetrasi lebih cepat berkembang di kelas motor laki dan konsisten di kelasnya.
4.      Karena  alasan di atas menimbulkan kesan eklusif bagi para pengguna nya dan harga nya sangat terjangkau, karena beda diantara motor2 laki dari pabrikan japun, apalagi saat terbentuk pulsarian sebagai wadah para pemakai bajaj yang hingga kini sudah tak terhitung chapter-chapter di bawah pulsarian yang beredar di Indonesia, menjadikan Bajaj sebagai salah satu ATPM yang sukses membangun fanatisme di pengguna nya.  

Bahkan saat itu saat saya sedang mencari pengganti terbaik dari Yamaha F1ZR ku yang terpikir saat itu adalah Bajaj, namun dari hasil penerawanganku di dunia maya, TVS ternyata lebih membuatku jatuh cinta pada nya, bukan cinta yang membuatku buta tapi saat buta akan TVS yang membuatku jatuh cinta pada Apache.

Apa dan bagai mana stategy para ATPM biarlah mereka –ATPM- yang lebih pantas berbicara banyak, karena pada akhir nya kualitas lah yang berbicara banyak, setelah itu baru 3S,dll nya. Semoga masyarakat kita lebih terbuka melihat kualitas dari TVS Tormax, Rock, yang memang memiliki kans besar buat menjadi raja di kelasnya setelah pabrikan japun mulai mengesampingkan segmen bebek. Dengan konsep Inteligent technology pastinya TVS memang beda dari yang ada.

Manghadiy menjelang terbenamnya…’   

Wednesday, 20 July 2011

Bajaj Siapkan KTM Duke di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com – Perkembangan terbaru dari Bajaj Auto Indonesia (BAI), selain memasarkan sepeda motor merek Bajaj, juga akan menjual sepeda motor merek KTM di Indonesia. Hal tersebut bisa terjadi karena mayoritas saham KTM sekarang ini dimiliki oleh Bajaj Auto India.
Kabar terakhir, menjelang akhir tahun ini Bajaj India akan meluncurkan KTM Duke 125 di negara tersebut. Kemungkinan besar, Bajaj Indonesia juga akan mengikutinya. Hal tersebut dikemukakan langsung oleh Tomotaka Ishikawa, Presiden Direktur BAI saat memperkenalkan diri kepada wartawan di Indochine Cafe, Senayan, Jakarta Selatan, kemarin (25/5/2011).
"Kemungkinan kami (BAI) meluncurkan produk itu di Indonesia, Ya!" jelas Tomotaka, tanpa menyebutkan jdetilnya. Sementara Budi Dirgantoro, Kepala Pemasaran Nasional BAI, mengatakan, “Peluncuran produk baru di India, nantinya juga akan diikuti di Indonesia.”
Budi memberi contoh, Pulsar 220  diluncurkan di Indonesia Maret 2011, sedangkan India Januari 2010. "Biasanya ada rentang waktu antara India dengan Indonesia. Kalau KTM diluncurkan di India akhir tahun ini, kemungkinan masuk ke Indoesia se tahun kemudian," jelas Budi.
Kalau KTM Duke 125 masuk ke Indonesia, segmen yang disasar adalah naked bike ala SuperMoto, segmen baru pasar sepeda motor di Indonesia.
Di India Duke 125 dibandrol mulai dari 125.000-300.000 tuprr atau Rp 23,6 juta sampai Rp 56,8 juta.
Spesifikasi KTM Duke 125
Mesin 4-langkah, 1-silinder. 4-katup, DOHC
Kapasitas 124,7 cc
Diameter x langkah 56 x 47,2 mm
Tenaga 15PS @ 10.500 rpm
Torsi 12Nm @8.000 rpm
Sistem starter Listrik
Transmisi 6-percepatan
Sistem pasokan bbm Injeksi elektronik
Perbanding gigi akhir 14: 45
Pendingin Cairan
Kopling Basah, multi-pelat, hidraulik
Rangka Kromom-molibdenum, surbrangka baja
Suspensi: depan
                belakang
Garpu 36 mm, langkah 16 cm
Monosok, langkah 16 cm
Rem: depan
         belakang
Cakram 280 mm
Cakram 230 mm
Ban: depan
        belakang
110/70 x17
150/60 x 17
Trail 100 mm
Jarak sumbu roda 1.350 mm
Ketinggian jok dari tanah 810 mm
Kapasitas tangki bbm 11 liter
Berat 128 kg