Banyak orang ketika tertarik mengenal sebuah brand, lalu
mencari tahu dan setelah tahu memiliki banyak kelebihan, selanjut nya memilih,
biasanya dari proses tersebut akan muncul apa yang orang bilang fanatisme
brand, yang sebenarnya jika di lihat tak ada keuntungan yang di dapat dari si
pemakai, bahkan menguntungkan bagi brand tersebut karena menjadi salah satu
media campaign dari product tersebut secara tidak langsung pada masyarakat dari
review si pemakai.
Itulah yang orang banyak
lihat dari saya saat saya mengunakan TVS Apache thun 2008 dan di tahun 2010
kembali membeli motor yang juga product TVS yaitu Neo X3i. Fanatisme…??? Saya
rasa tidak, karena selain tak ada yang saya dapatkan kecuali dari product yang
saya pakai memiliki kelebihan, tak ada orientasi lebih selain karena ingin
banyak orang tahu ini lho brand yang saya pakai dengan kelebihan nya ini itu….dll.
Menurut saya pribadi saat timbul fanatisme maka yang ada
menganggap kompetitor tak lebih dari kepunyaan saya, bahkan cenderung
merendahkan product lain. Dan itu tidak ada pada saya, saya masih objectif
melihat teknologi Honda sebagai yang terdepan, bahkan saya mengakui kehebatan
mesin dari Astrea Grand yang memang dikenal bandel. Saya masih menganggap Bajaj
dengan DTS-i nya merupakan teknologi terbaik yang ada pada motor, sehingga
dengan kuaitas pengapian dua busi menghasilkan performa maksimal dan pembakaran
lebih efisien alias irit BBM. Jadi saya masih melihat objektifitas dari
kualitas di atas segala nya. Lalu bergabung pada sebuah communitas apakah bukan
bentuk dari fanatisme..? saya rasa tidak, itu tak lebih dari wujud kebanggaan
saya pada product yang saya punya, dan senang saat semakin banyak yang memiliki
kesamaan. Jadi jika di katakana hanya sebatas hoby nga lebih…(pinter nge’les
nya ky sule….wkkk)
Lalu mengapa jika dihadapkan pada pilihan di setiap segmen
motor di pasar selalu memilih TVS sebagai yang terbaik…?? Jawabannya hanya
satu, semata karena TVS memiliki harga yang sangat bagus dikelas nya, sedangkan
di harga yang sama motor lain tak sehebat TVS, jika ada yang lebih hebat pun
berbanding lurus dengan harga nya, itulah mengapa TVS saya sebut The Best
Price, Value and Performance. Semoga saya dapat menjadi representasi dari
kepuasan konsumen TVS. dan memacu TMCI selaku ATPM TVS untuk terus lebih baik lagi memperbaiki
kualitas productnya yang memang jika di perhatikan dari review-review di banyak
forum, masih banyak Inkonsistensi dari kualitasnya setelah fase CKD (complete
knock down) di manufacture karawang entah masalah QC nya or apalah namanya di
manufacture, dan berbagai layanan konsumen untuk sebuah kepuasan konsumen (customer satisfaction).