Thursday, 25 April 2013

Perkenalkan BUMN baru: BNP2TKI

Kerja sama antara BNP2TKI dan IRC Global Search itu a.l mengenai rekrutmen, perlindungan, dan penempatan TKI yang akan bekerja di sejumlah perusahaan manufaktur yang ada di Semenanjung Malaysia.


Tanggapan:
Kalau Anda menganggap saya iri, ya saya pun tak hendak menyangkal soal itu. Cuma tolong baca celoteh saya di bawah ini.
Kami kalangan PJTKI sudah biasa mengurus TKI formal yang keahliannya jauh di atas pekerja yang bakal direkrut BNP2TKI tersebut.
Dan saingan kami juga tidak main-main; perusahan perekrutan asal Australia, Inggris, Kanada, bahkan Filipina yang berkantor di sini. Belum lagi perusahaan-perusahaan perekrutan asal Singapura dan Malaysia yang seliweran merekrut TKI ‘high skilled’. Mereka cukup datang merekrut, undang calon TKI interview di hotel. Bahkan biaya tiket pesawat calon TKI dari Sabang sampai Merauke diganti. Cara sama yang kami, PJTKI, pula lakukan.
Penempatannya rata-rata juga menjadi tujuan tradisional TKI kita, negara-negara Arab dan Korea juga Afrika Utara, Tengah juga segelintir yang di Selatan.
Tapi kami bukan BNP2TKI yang bisa dengan mudah masuk pemberitaan Bisnis Indonesia hanya karena lembaga itu milik pemerintah. Kami, setelah bersaing sesama PJTKI dan lebih-lebih perusahaan perekrutan internasional, harus berjuang keras untuk merekut, atau membayar puluhan juta hingga ratusan juta bila ingin beriklan di media cetak nasional seperti Kompas. Sebab dari TKI yang kami incar memang berasal dari kalangan pembaca koran itu.
Mana pernah ada PJTKI diberitakan wartawan hanya karena menempatkan ribuan buruh di Malaysia? Padahal gaji, fasilitas dsb-dsb yang ditawarkan juga kurang lebih sama. Gak ada istimewa-istimewanya. Hanya karena mereka BNP2TKI, media memberlakukan itu. Enak banget….promo gratis buat merekrut.
Sementara saya tahu pasti bagaimana ngos-ngosannya mereka, teman-teman PJTKI yang bermain di lahan serupa, merekrut di daerah. Mengapa?
Karena pekerja pabrik yang diminta sebagian besar wanita yang juga punya pilihan menjadi TKI/TKW informal pembantu rumah tangga. FYI, banyak dari calon TKI yang memilih menjadi TKI informal dari pada TKI formal karena bila mereka mendaftar sebagai TKI pembantu rumah tangga mereka mendapat uang! Untuk penempatan di negara-negara Arab, tak ada potongan gaji. Sedang penempatan di negara-negara Asia Pasific seperti Hongkong, Taiwan dan Singapura ada potongan gaji untuk itu.
Tapi yang jelas bila dihadapkan pada dua kondisi di atas, sebagian besar calon TKW kita akan memilih mendapat uang dimuka daripada menjadi TKW formal di pabrik!
Ya, karena saya juga pernah punya pengalaman yang sama. Dan karena hasilnya tidak menggembirakan, saya akhirnya fokus di jenis TKI yang lain. Meski resikonya berhadapan dengan perusahaan bule dan juga perusahaan perekrutan lokal non PJTKI.
Hebatnya bila perusahaan bule itu bisa memberangkatkan TKI tanpa prosedur pemerintah, kami PJTKI tidak. Semua sesuai prosedur. Adalah biasa kami meminta dengan (kadang) rasa segan di hati pada TKI ‘high skilled’ bergaji ribuan dollar untuk ikut Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) yang diselenggarakan pemerintah. Sementara Tutor dalam PAP sebagian besar tak punya pengalaman melanglang buana ke luar negeri, sedangkan calon TKI ‘high skilled’ itu di paspor mereka sudah berbagai macam stempel imigrasi negara-negara belahan dunia lain tercap di sana.
Tapi Alhamdulillah rata-rata mereka kooperatif dan banyak dengan senang hati mengikuti prosedur tersebut.
Hanya mereka, TKI, yang berangkat lewat perusahaan perekrutan non PJTKI (yang lokal maupun internasional) yang tak perlu segala tetek bengek prosedur tersebut.
Makanya bila Anda punya pengalaman berhubungan dengan perusahaan asing di luar negeri dan berniat terjun ke bisnis perekrutan, pesan saya jangan bikin perusahaan dengan izin PJTKI. Repot!
Sebab dengan berbekal dana secukupnya untuk mendirikan PT, mampu menyewa ruang di kantor (kalau dapat di kawasan ‘elite’ semacam Sudirman  dan Thamrin), Anda bisa merekrut dan begitu deal dengan perusahaan asing, TKI dapat Anda berangkatkan. Langsung saja berbekal tiket pesawat dan salinan email dari klien. TKI yang Anda proses dapat melenggang terbang.
Ini saya bicara tentang TKI formal lho….
Seperti yang saya beberkan di atas, saingan Anda paling-paling kami, PJTKI, juga perusahaan-perusahaan perekrutan lokal maupun internasional yang non PJTKI, dan tentu saja ‘BUMN’ baru; BNP2TKI.
Khusus untuk yang terakhir ini Anda dapat membayangkan seandainya Bank Rakyat Indonesia diberi wewenang untuk mengawasi dan menilai kinerja bank lain!
Capek deh……..
Btw, BNP2TKI (alias Pemerintah) gak malu ya cuma bisa ‘deal’ dengan pabrik swasta (untuk Korea dan Jepang itu masih masuk nalar, dealnya setara G to G)! Apa mereka gagal mendapatkan ‘deal’ yang lebih baik dengan pemerintah negara penempatan (baca: Malaysia)?
Ya saya bicara tentang perlindungan. Kalau memang fungsi yang melekat di nama BNP2TKI itu sudah tidak ada lagi, bikin bubur merah putih saja, selamatan ganti nama. Setelah itu bolehlah kami mengucapkan dan mengirim karangan bunga yang bertuliskan…..WELCOME TO THE JUNGLE.