Bangsaku
hari menjelang berusia 68 tahun merdeka, rasanya masih belum cukup waktu 68
tahun untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa2 di dunia, bahkan hari ini
kita harus mengakui berbagai sector kita tlah tertinggal jauh dengan tetangga
kita Thailand, Malaysia,Singapura, bahkan Vietnam. Betapa dahulu bangsaku sangat ditakuti dalam
sepak bola dunia, tahun 1970 an, Indonesia mampu menghantam Uruguay, namun
betapa sedihnya Uruguay tahun lalu di stadion kebanggaan kita seolah mengajari
kita bagaimana bermain bola yang baik. Dalam lingkup asia tenggara pun kita selalu dibawah Vietnam yang
negaranya merdeka 1984 lalu, singapura yang negaranya tak seluas kota medan,
apalagi Thailand,malaysia rasanya kita malu dalam hal sepakbola, bahkan Liga
Indonesia pun menjadi raja dari para pemain asing, yang bahkan di negeri asal
nya pun tak terpakai…’
Kita
lihat di berbagai nusantara, pribumi terlalu banyak berada di stata social yang
paling rendah, bahkan berdasarkan penelitian CSIS, 92% uang beredar di tangan
para non pribumi yang umumnya keturunan cina dan arab, kita lihat bagaimana
perkasanya Salim Group, Putera sampurna , Lippo Group/CIMB, agung sadayu,
Djarum ,dll. Namun kita juga harus bangga dengan anak negeri asli seperti
Bakri, Chairul Tanjung,Surya paloh yang mulai menjadi raksasa bisnis baru
dinegeri ini,semoga terus hadir raksasa kecil.
Kita lihat
di cikarang bertebaran kawasan industry, Kawasan Hyundai, MM2000, EJIEP, hingga
jababeka. Banyak berdiri perusahaan2 yang dimana para senior staff, dan
berbagai level manager di isi langsung oleh para expatriate, dimana mereka
hidup di negara kita bagai raja dengan berbagai fasilitasnya, konon kabarnya di
Hotel Sahid Cikarang hari senin hingga Jumat begitu ramai dengan para
expatriate yang bekerja di cikarang dan kebanyakan mereka long stay disana.
Pemandangan
ini pun kental terasa saat saya bekerja di IFF,bagaimana seorang Chis Osborn
‘country manager’ saat itu bak raja,dengan segala fasilitas nya, that’s way itu
memang sebanding dengan kemampuan nya, saat saya di Firnglass saat saya resign
saham nya di akuisisi investor dari prancis, lantas bagaimana dengan Newmont,
Freeport, Caltex, Agip, Bounjour, Toyota, Nissan, Honda, Siemens … dan saya pikir hal yang sama di kebanyakan
perusahaan asing di nusantara. Mereka berlomba mengexsporasi kekayaan negeri
kita, Memang kita harus akui kualitas para expat lebih diakui di negeri sendiri
dibanding anak bangsa sendiri. Betapa ironi ketika bangsa lain kebanyakan
datang ke negri kita menduduki berbagai strata tinggi dalam karier, bak raja
dinegeri orang, sedang Indonesia tercatat didunia sebagai peng exsport maid worker terbesar di dunia terutama
kawasan asia pasifik, asia barat, bahkan Malaysia dan singapura yang sejatinya
adalah tetangga kita, yang dulu mereka berbondong2 anak bangsanya belajar di
Indonesia.
Juga
untuk kapal pesiar2 mewah didunia ‘babu’ nya berasal dari indonesia, bangsa
kita berdatangan kenegeri mereka hanya untuk menjadi babu, dengan berbagai
kasus pelecehan hak walau lebih banyak yang diperlakukan wajarnya pekerja. Banyaknya maid
worker seolah hampir tak terlihat
anak bangsa yang banyak menjadi tenaga ahli di jepang, Qatar , Arab Saudi,
jerman bahkan amerika.
Lebih
memprihatinkan saat Negara kita dikenal dengan
negeri terkaya di dunia, pertanian terbesar harus menikmati berbagai
komoditi ekspor bawang, kedelai, jagung, beras, daging dari negeri tetangga,
bahkan sebagai hasil laut yang melimpah harus di nikmati oleh berbagai
perusahaan asing, apalagi kini pemerintah membolehkan kapal asing masuk mencari
ikan di perairan Indonesia dengan kapal berkapasitas 1000ton sekalipun. Masya
Allah…’
Belum
lagi permasalahan di dalam negeri yang kian panjang, berbagai kerusakan
ekosistem menjadi penyebab berbagai bencana khususnya banjir di belahan
nusantara,khusus nya ibukota(bahkan rumah saya juga kini banjir) seolah tak
berujung, apalagi dengan wacana Ibukota sebuah Negara yang begitu rapuh, rawan
banjir dan gempa bahkan diprediksikan
akan tenggelam antara 2060.
Ditambah
lagi pemuda nya di suguhi dengan berbagai tontonan2 sampah, bertemakan cinta,erotism,kekerasan,
melankolis, mistis, kampungan (ky acara 2 di MNC grup ‘si madun,dll’). Semua
berlomba mengasah bakat music,dance,acting dengan berbagai tema yang di jurikan
para artis,seolah kini artis telah menjadi tempat di masyarakat sebagai
tuntunan, lebih dari sekedar tontonan. Nauzubillah
. Inilah misi dari dari para orientalis menghancurkan bangsa kita dengan
melemahkan mental dan intelektual generasi
muda nya dengan ‘Ghazwul fikr’ nya.
Sedang wakil rakyat sibuk dengan berbagai proyek yang ujung2 nya memperkaya
keluarga, sampai kita nga habis fikir ketika komisi III DPR, ke Eropa Cuma mau
studi banding masalah hukum perdukunan, ga penting banget seehh.
Satu
kesadaran yang harus selalu ada karena kita tak mampu merubahnya,yang dapat
kita lakukan hanya merubah diri untuk selalu menjadi lebih baik dimana kita ada, dengan membentuk
keluarga,anak2 kita menjadi orang hebat.
Dan dengan kesadaran itulah bangsa kita perlahan menjadi bangsa besar.
Dan
segala nya berawal dari Keluarga kecil….’