Tuesday 1 January 2013

CINTA TUK BERBAGI KEBAHAGIAAN … ‘ (2)
http://sphotos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/308090_269463379732098_6750670_n.jpg
Pada saat ada tanda2 kehamilan istriku rasa nya sulit percaya karena aktifitas biologis kami dirasa sudah aman ternyata Allah berkehendak lain. Akhirnya kami menerima nya dengan iklas diantara kondisi lebih banyak tidak siap nya. Tak terfikir sedikitpun dari kami untuk mensudahi proses kehamilan, saya hanya berfikir betapa mudah  nya Allah memberikan amanah baru di tengah ketidaksiapan kami, mengapa tak beri  rizki ini pada keluarga yang bertahun-tahun mendamba momongan. Sedikit banyak kami bisa berempati merasakan banyak perasaan yang sulit di definisikan dari mereka yang belum di karuniai keturunan.
Awal nya saya berandai, jikalau anak ini di turunkan pada keluarga yang memang sedang menunggu waktu nya menimang anak,pasti nya kebahagiaan nya akan sangat lebih di banding apa yang sedang ku rasakan betapa repot nya berbagi waktu, dll yang inti nya repot sekali dengan balita kecil ku, walau tak boleh menjadikan anak sebagai tantangan tapi ini lah yang kujalani dalam merintis usaha baru ku bersama istri.
Singkat cerita sebelum nya ada anak yang akan keluar negeri namun unfit karena hamil, dan mereka suami istri sangat tidak siap memiiki anak ke dua, dan meminta tolong kami bagaimanapun cara nya untuk meng’cancel’ proses kehamilan. Namun untuk hal ini saya tak bisa membantu apapun selain menyarankan untuk membesarkan janin agar selamat. Singkat cerita si orang tua bertemu dengan orang pintar yang bisa pindah janin. Namun saya kembali hanya menyarankan untuk dibesarkan saja. Singkat nya agustus kemarin Alhamdulillah lahir dengan normal. Setelah kasus ini seolah membuka cakrawala baru ternyata memang nyata ‘sebuah teknologi yang di sebut gaib mampu memindahkan ciptaan Allah yang proses nya begitu rumit hanya dengan komunikasi secara ruh pada janin untuk pindah.
Kenyataan inilah yang akhir nya saya cari tahu saat kami mengalami hal serupa. Tapi bagaimana mentransformasikan apa yang saya pahami pada keluarga yang mungkin untuk dipindah janin. Mmm…’ pasti hal pertama yang muncul pertama pun penolakan jika dengan cara yang tak lazim. Saya coba komunikasikan pada seorang sahabat di bitar yang memang belum di karuniai anak setelahmenikan hampir 8 Thn tentang hal ini, namun dia jika mungkin kami amanahi sangat menerima walau dengan cara yang tak lazim, karena keluarga nya memang telah menjalani nya dan prosesnya layak nya orang hamil dan melahirkan, anak nya pun seperti biasa bahkan memang seperti anak nya sendiri.
Namun saya tetap lebih prefer jika masih keluarga yang di amanahi, karena selain silaturahmi semakin dekat, banyak alasan yang inti nya secara hati akan lebih nyaman. Tapi karena keterbatasan mengkomunikasikan suatu yang tak lazim, yang memang sulit di terima akal dan pemahaman agama yang hanya melihat dari satu sisi. Akhirnya kami memutuskan nya untuk meng amanahkan kebahagiaan kami pada seorang sahabat ‘Alvin’ di blitar. Karena saya percaya mereka keluarga hanif agamanya, ikhtiar dunia nya juga bagus. Dengan bismillahirahmanirahhim ikhtiar ini saya jalani.
Semoga apa yang saya pahami dari banyak orang mencemooh ini berjalan baik. Toh tak ada yang di rugikan, tak ada yang di sakiti, biarlah berbagai anggapan muncul, aku hanyamengembalikan dari apa yang saya jalani pada Rabb ku saja.      
CINTA TUK BERBAGI KEBAHAGIAAN … ‘ (1)
Terkadang dalam pinta kita pada Allah, tak selalu Allah berikan lurus seperti yang kita minta, karena begitu luas nya ilmu Allah, terkadang kecewa, lelah, keluh kesah muncul sebagai manusiawi. dan ini seharus nya tak ada dalam kehidupan seorang mukmin, karena Allah menurunkan ujian, masalah sesuai dengan kadar kemampuan hamba nya.  Inilah yang kami harus jalani saat sedang berjibaku menjalani usaha baru dengan suka duka nya bersama dua pangeran kecil yang memang sedang masa2 nya merepotkan. Ditengah kondisi demikian Allah amanahkan aku kembali anggota baru keluarga kecil kami. Bukan rezeki yang buat tidak siap, saat menjalani keseharian dengan hilmy dan agy sudah benyak berbagi waktu ditengah usaha baru dengan berbagai rencana, aktifitas, dll. Inti nya kami sudah sangat nyaman dengan dua pangeran keci ini, tak terfikir untuk memiliki nya lagi, karena anak adalah amanah, yang terbesit saat aku memiiki dia adalah berbagai harapan kelak anak ku dapat menjadi anak hebat, berharap Allah beri aku kekuatan tuk mengantarkan hingga sekolah keluar negeri, apa yang menjadi kegagalan ku harus terbayar oleh anak ku,dan itu semua adalah kebahagiaan ku sebagai orang tua. Segala usaha apapun kulakukan demi sang buah hati,setiap bulan agenda belanja bulanan yang pertama kebutuhan anak2, untuk anak, baru yang lain. Dan hadir nya yang ke tiga pun tak mengurangi rasa sayang ku ditengah ketidaksiapan mengemban amanah baru, tak ada upaya sedikitpun untuk apalah namanya untuk meng ‘cancel’ proses kehamilan, dengan minum obat ini itu, atau cara ini itu sedikit pun tak ada, jikalau mungkin belum ada yang siap ku berikan pun kami dengan senyum iklas menjalani episode nya.

Untuk itu alangkah lebih baik nya jika amanah ini diberikan kepada orang yang telah bertahun2 menunggu kedatangan sang buah hati, saya sangat berempati merasakan sepi nya pernikahan saat buah hati tak kunjung datang, jenuh pasti nya dengan kondisi demikian. Dan niat kami hanya ingin berbagi kebahagiaan ditengah Allah kasi saya lebih. Akhir nya dengan berbagai pertimbangan kami sepakat untuk meng’amanahkan sang buah hati kami pada seorang sahabat dekat yang insyaAllah kami kenal mereka hanif, taat sama Allah, sebagai syukur kami telah di berikan karunia 2 orang anak yang pintar, lucu, tampan, wah subhanallah pokok nya. Namun yang sangat kontroversial dengan cara yang mungkin kebanyakan orang tak membenarkan secara proses pemindahan nya dengan cara gaib, hukum secara agama nya, nasab keturunan nya dll yang inti nya tak lazim di kalangan kebanyakan kita. Apalagi orang kota yang terbentuk pemikiran nya harus secara empiris, teoritis, rasional pasti nya sulit di pahami. maka wajar jika beberapa menganggap konyol, naif, tapi biarlah itu ada sebagai pemahaman yang dia pahami. Maka saya coba menjelaskan apa bagaimana hingga kami yang banyak orang mengenal sebagai penganut islam sulit menerima hal2 semacam ini. 

Cara yang kami lakukan adalah dengan bantuan orang yang bisa berkomunikasi dengan alam lain, lalu kami dan calon orang tua bayi baru melakukan semacam ijam kabul dan iklas melepas dan menerima si janin merawat dan membesarkan nya  layak nya anak sendiri, setelah itu pada malam hari nya sang guru melakukan komunikasi dengan khodam yang dia percaya untuk di minta bantuan memindahkan janin dari rahim satu ke yang satu nya. Hal ini sudah banyak terjadi di ponorogo bahkan daerah lain, dari yang saya tanyakan pada orang yang menjalani semua nya berjalan lancar, tak ada korban/tumbal,  alhamdulillah tak ada kelainan apapun pada saat lahir, seperti layak nya orang mengandung dan melahirkan.  Awal nya pun saya tak bisa membayangkan, banyak  pertanyaan yang muncul antara percaya dan tak percaya. Saya buka google ternyata memang ada yang telah menjalani dan semua berjalan layak nya proses kehamlian, bahkan gen yang di bawa sama dengan gen sang ibu, jika dilakukan sebelum 3 bulan. 

Sebenar nya secara teknologi telah melahirkan ratusan bahkan ribuan bayi lahir hasil dari hasil inseminasi dan bayi tabung, yang pada dasar nya pembuahan nya tidak secara alami dan tidak harus dari benih suami istri yang sah, ada rekayasa genetika di dalam nya. Dan cara ini merupakan sebuah kajian fikih yang sedikit rumit lantaran belum  pernah ada di jaman Rasulullah, sehingga para ulama salaf tidak memiliki referensi yang baku,namun berdasar sumber terpercaya yang saya dapat  berdasarkan kondisi di atas para ulama telah ber ‘Ijtihad’ dengan berdasar bahwa masalah nasab anak bukan semata benih aya ibu siapa namun juga oleh siapa anak ini di kandung dan di lahirkan, karena bahan dasar janin secara gen nya akan mengikuti gen wanita yang mengandung nya, namun bahan dasar janin tetaplah milik orang lain. Yang inti nya berdasarkan masalah nasab sang janin para ulama sepakat mengharamkan proses rekayasa kehamilan. Dalam hal ini kami sepakat tak menutup komunikasi bahwa pada sang anak pada saat yang tepat, orang tua kedua nya pun sepakat dengan ini, jika anak nya wanita dan nanti menikah pun tetap saya yang menjadi wali dari si anak. Biarlah saat nya nanti anak ini bisa memanggil mama papa pada ku juga ayah ibu pada orang tua yang membesarkan nya. Karena niatku semata untuk berbagi kebahagiaan. 

Alasan kontroversial kedua, proses yang berlangsung melibatkan mahluk lain di luar manusia, yang bisa diartikan syirik karena meminta pada bukan Allah. Namun dalam hal ini saya berpendapat meminta bukan sesuatu yang kami peroleh atau mengorbankan sesuatu untuk memperoleh sesuatu, alias pesugihan. Kami hanya ber ikhtiar pada alam lain melakukan sesuatu di luar kemampuan manusia, sama hal nya dalam ilmu medis mengoperasi pasien, atau meminjam uang saat kita butuh uang, pasti nya meminta pinjaman tidak langsung pada Allah tapi melaui bantuan tangan manusia sebagai wasilah iktiar kita, dan lain-lain. Bicara bantuan jin, pada jaman nabi sulaiman pun banyak kisah yang melalui wasilah alam jin memohon bantuan, seperti pada saat pemindahhan istana ratu bilqis, dll. Dan sudah menjadi sunnatulah Allah menurunkan Rahmat, Rizki, pertolongan melalui wasilah malaikat, Jin, dan manusia, tidak langsung Allah turunkan rizki dari langit, atau langsung keluar dari dalam tanah. Jika secara sempit kita beranggapan wasilah pada jin adalah syirik berarti nabi sulaiman telah melakukan syirik yang besar dengan mukjizat nya menaklukan kerajaan jin dan menjadikan bangsa jin dan malakut sebagai pembantu nya, maka sama hal nya kita tak boleh meminta bantuan pada manusia. Perlu di tekankan disini kta tidak menggantungkan harapan/menggantungkan harapan atas pertolongan pada manusia atau jin, namun hanya mediasi dalam melakukan bantuan diluar kemampuan kita. Inti nya Jadi bila kita sering berdoa kepada Allah maka kita akan selalu dapat pertolongan dari Allah,Entah melalui malaikat,jin,hewan,tumbuhan,sesama manusia atau benda mati .

Kesimpulan nya menurut kami tak ada dalam sejarah dalam Al Qur’an Allah menolong manusia dibumi secara langsung sekalipun itu nabi dan rosul,baik mulai nabi Adam As sampai nabi Muhammad SAW.Bila ada yang mengatakan ditolong langsung oleh Allah itu adalah suatu kesombongan apalagi berani mengatakan bisa melihat Allah secara langsung.Dalam prinsipnya berdoa itu pasti dibantu oleh khodam baik Malaikat,jin dll.karena bacaan yang menggunakan tulisan arab,yang sesuai dengan Al Qur’an setiap hurufnya mengandung khodam malaikat dengan jumlah tertentu. Jadi mintalah apapun kepada Allah karena itu adalah hak anda sebagai hambaNYA dan setelah itu baru pasrahkanlah.  

Sebenarnya banyak teori seputar pindah janin yang sedang saya jalani yang memang kontroversial, panjang jika harus di tulis di sini, namun yang terpenting Allah maha tahu apa yang keluar dari hati kami,  Allah maha tahu bagaimana kami menjalani hari2 bersama sang pangeran kecil, pasti nya dengan ini mengundang perdebatan yang tak kunjung kelar, karena sempit nya pemahaman kita di banding ilmu Allah yang tak mengenal batas,saya merasa dahulu saya terlalu sombong dengan mudah nya bilang sesat tuh orang yang begini begitu dalam hal gaib. yang memiliki hak veto untuk mengatakan Halal, Haram, dosa adalah Allah. Seperti pernah dalam sebuah kisah Allah mengangkat derajat seorang pelacur hanya karena menolong anjing yang sedang haus.

Inti nya hidup ini lebih luas dari apa yang kita lihat,kita dengar, yang tidak terlihat akan jauh lebih luas dari akal kita,saya tidak peduli orang percaya atau tidak, tapi saya percaya apa yang disebut gaib, ada batasan2 tertentu yang tak bisa di definisakan tentang gaib, karena Allah bersifat gaib karena itu hal gaib tak terbatas. Namun daam hidup saat meminta pertolongan pada siapapun saya masih berpegang pada hadist “IImam Asy Syafi’i rahimahullah berkata: “Apabila kalian melihat seseorang ber
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata: “Apabila kalian melihat seseorang berjalan diatas air atau dapat terbang di udara, maka janganlah mempercayainya dan tertipu dengannya sampai kalian mengetahui bagaimana dia dalam mengikuti Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. Jika amalannya sesuai as sunnah, maka ia wali Allah, namun jika amalannya tidak sesuai dengan as sunnah, maka ia adalah wali syaithan”. [A’lamus Sunnah Al Manshurah hal. 193].