Saturday 22 February 2014

Wairarapa Moana Opportunity

Akhir januari lalu sebuah PPTKIS membuka kesempatan untuk dpat berkarier di New Zealand, dengan wages yang pasti nya sangat bagus untuk ukuran TKI, setelah melihat vacany itu satu hari itu saya coba berfikir bagaimana jika saya maju untuk apply dan berkarier disana, apa kekuatan saya, apa kelemahan saya, peluang dan hambatan apa yang akan saya dapati karena memang dunia dairy ga terlalu familiar dengan kehidupan saya, namun saya berfikir ilmu yang saya dapat setelah saya di NZ akan jauh lebih berharga untuk kehidupan saya kedepan, Nz sebagai negara maju dalam pertanian dan peternakan yang memiliki modern dairy sistem terbaik di dunia, yang terintegrasi pengelolaan cowsheed manajement,depasture, feeding,milking, dan calves treatment, ini adalah ilmu yang sangat berharga untuk saya kembangkan kedepan di ponorogo yang agraris. tapi melihat besar nya peluang ini dengan berbekal mengurus sapi orang tua, maka tanggal 27januari saya putuskan untuk mengikuti seleksi.

alasan saya untuk maju yang terpikir dalam waktu singkat saat itu adalah fokus bagaimana keseharian seorang cattleman, karena yang terbesit saat itu saya bisa memandikan sapi, mengurus pakan sapi, membersihkan kandang sapi hingga perawatan sapi pedet, sisa nya adalah bahan pembelajaran saya. Tanggal 28/01 saya sempatkan main satu hari full ketempat teman seorang peternak sapi perah di wilayah pulung, saya terjun langsung bagaimana keseharian seorang cattleman, saya sangat berkeyakinan saya mampu menjadi cattleman yang baik, karena dari keseharian yang saya jalani saya mampu melaksanakan nya dengan baik.

Karena tanggal 31/01 adalah waktu terakhir untuk intvw yang di infokan, di tengah kesibukan saya sehari-hari saya coba mempersiapkan bermacam knowledge tentang sapi perah, tepat tanggal 31/01 saya putuskan kemalanng untuk coba intervw, di tengah minim nya waktu yang hanya 4 hari,  interviewer menanyakan sesuatu yang belum sempat saya siapkan masalah penyakit sapi  yang memang belum saya siapkan karena saya hanya fokus bagaimana daily activities seorang cattlement, saat itu gagap pun meradang namun beruntung nya interviewer masih memberi saya kesempatan beberapa hari kedepan untuk reinterview. Mm... ternyata yang di infokan deadline tgl 31/01 tidak mutlak, tau gitu aku coba lebih santai, agar bahasa english yang saya persiapkan lebih baik, dan knowledge lebih siap.

Sebenarnya nya apply ku sangat tidak didukung oleh istri tercinta karena masalah biaya yang saya dan istri tidak sependapat, maksud nya istri saya klo mau proses jangan sampai ada hutang di bank, apalagi surat rumah dibawa2. Berbagai perdebatan pun mewarnai prosesku yang tak kunjung menemui titik temu. namun hal ini tak saya bahas dari awal karena saya lebih fokus persiapan ku ditengah waktu yang cuma 4 hari, di sela rutinitas wajibku juga, ku jalani yang persiapan untuk maju dahulu. Namun karena perjalanan dari awal memang pincang, maka semakin ke sini semangat itu pun semakin lemah, di tambah istri harus ke thailand 10 hari. karena pertimbangan kondisi lain akhirnya aku harus membiarkan berlalu kesempatan emas tuk apply ke NZ.. padahal saya sudah mempersiapkan program bahasa english pribadi untuk exercise dan bisa apply kesana, banyak knowledge,video2 dan practice untuk persiapan kesana, namun apa daya saat kaki ku pincang untuk berlari kencang... (19022014)              

Friday 21 February 2014

KAKEK TUA ITU BERNAMA PAK MOKSAN

beberapa kali saya melihat nya sambil membawa suling menyggu anak2 yang sebentar lagi akan istirahat belajar, sambil berharap anak2 skolah yang beristirahat membeli jajanan yang dia bawa, usia nya sudah tak lagi muda, terlihat dari getar tubuh nya yang mulai ronta, langkah sepeda nya yang mulai lamban, serta tatap mata nya yang terlihat berair,dan kulit2 nya yang sangat keriput. di usia senja nya masih bersemangat mengayuh sepeda ke sekolah2 SD sambil membawa jajanan anak2 untuk di jual, membuat aku ingin mengenal nya lebih dekat dengan sosok, beberapa kali aku sengaja me,belika anak ku jajanan dari yang dia bawa, sambil sesekali berbincang, ternyata usia nya sudah sangat senja di usia yang menginjak 100th, masih bersemangat mengais rezeki dengan sepeda tua nya yang selalu menemani nya.

munkin karena masalah ekonomi dia masih bersemangat mengais recehan dari anak2, tapi setelah mengenal nya lebih dekat dia hanya ingin mencari kesibukan, ditengah hari tua nya yang sepi, dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan bergerak agar selalu sehat, agar dapat melihat keceriaan anak2 bermain yang selalu menghibur nya, agar lebih banyak bersyukur atas apa yang telah Allah berikan pada nya.

Saat ku bersilaturahmi kerumah nya, subhanallah, ternyata dia orang mampu secara ekonomi, anak nya di jakarta 1 menjadi dokter, yang 1 di bekasi menjadi arsitek, dikalimantan menjadi Polisi Militer, bahkan saat nikahan anak nya pun mampu menghadirkan wayang ki anom yang terkenal dengan bayaran puluhan juta sekali tampil. sumbhanallah.. dia memiliki surau pribadi yang selalu menjadi teman sepi nya tepat di sebelah rumah nya, dahulu tempat itulah yang dia minta kepada Allah untuk dapat membangun mushola kecil dan Allah memberi nya jalan mampu menbangun surau tepat di sebelah rumah nya sekitar 20tahun yang lalu.

Ada keyword yang selalu dia ulang2 pada saya, sabar dalam hal apapun,  jangan pernah marah dengan apapun, banyak bersyukur dari yang sedikit. Allah telah mengajari ku sebuah arti kehidupan sebenar nya dari pak moksan, seorang kakek tua yang luar biasa, bersahaja, sholeh, penuh semangat. semoga Aku mampu mendalami hati nya yang luas untuk banyak belajar dari pak moksan. karena hidup sebenar nya adalah saat dimana kita siap menghadapi kematian dan meninggalkan yang terbaik untuk generasi kita. Terima kasih pak moksan, karena disinilah aku menemukan sekolah kehidupan.