Monday 25 February 2013

Everlasting Loves


Memiliki anak adalah kebahagiaan bagi para pasangan yang telah menikah, karena dengan hadir nya anak kta semakin merasakan peran kita sebagai seorang ayah, kta dapat lebih memaknai tugas kita mencari nafkah, dan kebahagiaan terbesar bagi orang tua saat bisa mengantarkan sukses anak-anak kita yang telah dilalui dengan berbagai episode mulai lahir masa kanak-anak, remaja, dewasa hingga harus melepas anak kita menempuh bahtera rumah tangga nya, itulah cinta sejati sesungguh nya yaitu cinta orang tua dan anak. Tak akan pernah kita menyesal mengeluarkan yang terbaik demi berbagi untuk anak, demi melihat senyum pangeran kecil kita, bahkan sang ayah rela tak makan yang penting anak kita bisa tertidur lelap tanpa harus menahan lapar, setiap bulan anggaran belanja keluarga pengeluaran teratas adalah ‘sekolah anak, susu anak-anak,makanan baru sisa nya kebutuhan lain. Dalam do’a pun selalu pada Tuhan sang ayah tak jarang menangis dalam hening memohon ‘Ya Rabb, jadikan lah anaku anak yang hebat, anak yang mengerti ada nya diriMu,beri kami kekuatan untuk memberi nafkah terbaik nya demi mengantarkan nya belajar hingga bisa kuliah di belanda,jerman’,madinah,’ . Semua itu ada karena cinta,cinta yang tak akan pernah usah oleh masa.
 
Aku selalu berdo’a untuk saudara2 ku jika belum di karuniai anak agar segera di karuniai momongan. Betapa sedih nya saat menikah lama belum di karuniai anak,mendengar teman2 bercerita tentang anak-anak nya pun langsung tak langsung sedih pasti nya, berangkat pagi pulang malam ketemu nya istri lagi2, separuh hidup akan semakin berarti dengan hadir nya anak. Itulah skenario Allah yang tak dapat terjangkau oleh fikiran kita seolah Allah tak adil orang yang cukup punya anak 2 malah di tambah lagi, di sisi lain yang menginginkan bertahun-tahun belum dikaruniai, dato khalid dan Siti nurhaliza yang kini menjadi saah satu orang terkaya di Malaysia belum Allah karuniai anak, padahal dunia telah Allah beri lebih. Allah yarham semoga kita termasuk orang-orang bersyukur dengan apapun yang Allah tetapkan dalam hidup kita.

Setelah usaha transfer janin yang pernah saya tulis sebelum nya tak jadi kami lakukan, kami pun berencana untuk memberikan anak ketiga kami pada seorang yang Insya Allah hanif agama nya, baik iktiar dunia nya. Yang jelas jika untuk kami berikan pasti nya pada orang yang lebih dari sekedar teman,insya Allah keluarga dulu untuk hal ini sebagai prioritas, walaupun berat khusus nya istri saya tapi kami coba tanam kan bahwa ini adalah mulia, agar kami juga lebih bisa memberikan bermakna di hati kami. semoga Allah beri kelancaran dari apa yang kami niatkan. 

Di akhir catatanku,saya kutip pesan singkat yang memiliki makna lebih untuk menghidupkan hati saya, ”Kita Hidup dari apa yang kita Cari, dan Membangun kehidupan dari apa  yang kita Beri” ( Gede Prama)