Friday 29 March 2013

Wajah bangsaku…


Bangsaku hari menjelang berusia 68 tahun merdeka, rasanya masih belum cukup waktu 68 tahun untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa2 di dunia, bahkan hari ini kita harus mengakui berbagai sector kita tlah tertinggal jauh dengan tetangga kita Thailand, Malaysia,Singapura,  bahkan Vietnam.  Betapa dahulu bangsaku sangat ditakuti dalam sepak bola dunia, tahun 1970 an, Indonesia mampu menghantam Uruguay, namun betapa sedihnya Uruguay tahun lalu di stadion kebanggaan kita seolah mengajari kita bagaimana bermain bola yang baik. Dalam lingkup asia tenggara  pun kita selalu dibawah Vietnam yang negaranya merdeka 1984 lalu, singapura yang negaranya tak seluas kota medan, apalagi Thailand,malaysia rasanya kita malu dalam hal sepakbola, bahkan Liga Indonesia pun menjadi raja dari para pemain asing, yang bahkan di negeri asal nya pun tak terpakai…’
Kita lihat di berbagai nusantara, pribumi terlalu banyak berada di stata social yang paling rendah, bahkan berdasarkan penelitian CSIS, 92% uang beredar di tangan para non pribumi yang umumnya keturunan cina dan arab, kita lihat bagaimana perkasanya Salim Group, Putera sampurna , Lippo Group/CIMB, agung sadayu, Djarum ,dll. Namun kita juga harus bangga dengan anak negeri asli seperti Bakri, Chairul Tanjung,Surya paloh yang mulai menjadi raksasa bisnis baru dinegeri ini,semoga terus hadir raksasa kecil. 

Kita lihat di cikarang bertebaran kawasan industry, Kawasan Hyundai, MM2000, EJIEP, hingga jababeka. Banyak berdiri perusahaan2 yang dimana para senior staff, dan berbagai level manager di isi langsung oleh para expatriate, dimana mereka hidup di negara kita bagai raja dengan berbagai fasilitasnya, konon kabarnya di Hotel Sahid Cikarang hari senin hingga Jumat begitu ramai dengan para expatriate yang bekerja di cikarang dan kebanyakan mereka long stay disana. 

Pemandangan ini pun kental terasa saat saya bekerja di IFF,bagaimana seorang Chis Osborn ‘country manager’ saat itu bak raja,dengan segala fasilitas nya, that’s way itu memang sebanding dengan kemampuan nya, saat saya di Firnglass saat saya resign saham nya di akuisisi investor dari prancis, lantas bagaimana dengan Newmont, Freeport, Caltex, Agip, Bounjour, Toyota, Nissan, Honda, Siemens …  dan saya pikir hal yang sama di kebanyakan perusahaan asing di nusantara. Mereka berlomba mengexsporasi kekayaan negeri kita, Memang kita harus akui kualitas para expat lebih diakui di negeri sendiri dibanding anak bangsa sendiri. Betapa ironi ketika bangsa lain kebanyakan datang ke negri kita menduduki berbagai strata tinggi dalam karier, bak raja dinegeri orang, sedang Indonesia tercatat didunia sebagai peng exsport maid worker terbesar di dunia terutama kawasan asia pasifik, asia barat, bahkan Malaysia dan singapura yang sejatinya adalah tetangga kita, yang dulu mereka berbondong2 anak bangsanya belajar di Indonesia.
Juga untuk kapal pesiar2 mewah didunia ‘babu’ nya berasal dari indonesia, bangsa kita berdatangan kenegeri mereka hanya untuk menjadi babu, dengan berbagai kasus pelecehan hak walau lebih banyak yang diperlakukan wajarnya pekerja.  Banyaknya maid worker  seolah hampir tak terlihat anak bangsa yang banyak menjadi tenaga ahli di jepang, Qatar , Arab Saudi, jerman bahkan amerika.

Lebih memprihatinkan saat Negara kita dikenal dengan  negeri terkaya di dunia, pertanian terbesar harus menikmati berbagai komoditi ekspor bawang, kedelai, jagung, beras, daging dari negeri tetangga, bahkan sebagai hasil laut yang melimpah harus di nikmati oleh berbagai perusahaan asing, apalagi kini pemerintah membolehkan kapal asing masuk mencari ikan di perairan Indonesia dengan kapal berkapasitas 1000ton sekalipun. Masya Allah…’  
    
Belum lagi permasalahan di dalam negeri yang kian panjang, berbagai kerusakan ekosistem menjadi penyebab berbagai bencana khususnya banjir di belahan nusantara,khusus nya ibukota(bahkan rumah saya juga kini banjir) seolah tak berujung, apalagi dengan wacana Ibukota sebuah Negara yang begitu rapuh, rawan banjir dan gempa bahkan diprediksikan  akan tenggelam antara 2060.

Ditambah lagi pemuda nya di suguhi dengan berbagai tontonan2 sampah, bertemakan cinta,erotism,kekerasan, melankolis, mistis, kampungan (ky acara 2 di MNC grup ‘si madun,dll’). Semua berlomba mengasah bakat music,dance,acting dengan berbagai tema yang di jurikan para artis,seolah kini artis telah menjadi tempat di masyarakat sebagai tuntunan, lebih dari sekedar tontonan. Nauzubillah . Inilah misi dari dari para orientalis menghancurkan bangsa kita dengan melemahkan  mental dan intelektual generasi muda nya dengan ‘Ghazwul fikr’ nya. Sedang wakil rakyat sibuk dengan berbagai proyek yang ujung2 nya memperkaya keluarga, sampai kita nga habis fikir ketika komisi III DPR, ke Eropa Cuma mau studi banding masalah hukum perdukunan, ga penting banget seehh.      

Satu kesadaran yang harus selalu ada karena kita tak mampu merubahnya,yang dapat kita lakukan hanya merubah diri untuk selalu menjadi  lebih baik dimana kita ada, dengan membentuk keluarga,anak2  kita menjadi orang hebat. Dan dengan kesadaran itulah bangsa kita perlahan menjadi bangsa besar.
Dan segala nya berawal dari Keluarga kecil….’