Thursday 21 July 2011

Mengapa Bajaj lebih maju di Indonesia dari TVS

Perang pasar motor antara Bajaj dan TVS nampak nya akan menjadi perseteruan abadi di dunia karena selain sama-sama berasal dari india mereka juga kan selalu menunjukan pada dunia siapa yang layak menyandang gelar teknologi roda dua terbaik dari India. Mereka sama-sama memiliki amunisi-amunisi yang hebat, teknologi nya di akui di mana-mana, jaringan bisnis yang luar biasa hebat dan yang tak kalah penting yaitu basis pasar yang luas di dunia serta di dukung system informasi yang maju di manufacture nya. Jika melihat demikian rasanya tak ada alasan lagi jika tak bisa menjadi 5 besar di Indonesia.

Namun jika di perhatikan pergerakan BAI dan TMCI selaku dari atpm, kita masih melihat Bajaj sedikit lebih maju di banding TVS, mengapa demikian. Berikut 4 alasan penting mengapa bajaj lebih unggul dalam menembus pasar di Indonesia :
1.      Bajaj 3 tahun lebih awal dari TVS masuk Indonesia, selain itu teknologi bajaj sudah banyak dikenal di Indonesia dengan roda tiga nya, serta bajaj scooternya jauh sebelum motor jepang berkembang di Indonesia. Sehingga untuk branding bajaj sebagai teknologi India lebih mudah di terima di Indonesia.
2.       Konsep “Twins Spark” yang di usung nya memiliki karakter kuat di masyarakat dengan 2 busi pengapian lebih optimal dan sebagai nya………., lebih mudah di cerna berbagai kalangan masyarakat sehingga banyak orang menjadikan alternative teknologi jepang yang saat itu itu2 saja.
3.      Segmen kelas motor sport yang di kembangkan bajaj sangat pas menaikan value dari produk sebagai motor laki yang berkarakter kuat saat itu, serta segmen yang lebih sempit sehingga untuk penetrasi lebih cepat berkembang di kelas motor laki dan konsisten di kelasnya.
4.      Karena  alasan di atas menimbulkan kesan eklusif bagi para pengguna nya dan harga nya sangat terjangkau, karena beda diantara motor2 laki dari pabrikan japun, apalagi saat terbentuk pulsarian sebagai wadah para pemakai bajaj yang hingga kini sudah tak terhitung chapter-chapter di bawah pulsarian yang beredar di Indonesia, menjadikan Bajaj sebagai salah satu ATPM yang sukses membangun fanatisme di pengguna nya.  

Bahkan saat itu saat saya sedang mencari pengganti terbaik dari Yamaha F1ZR ku yang terpikir saat itu adalah Bajaj, namun dari hasil penerawanganku di dunia maya, TVS ternyata lebih membuatku jatuh cinta pada nya, bukan cinta yang membuatku buta tapi saat buta akan TVS yang membuatku jatuh cinta pada Apache.

Apa dan bagai mana stategy para ATPM biarlah mereka –ATPM- yang lebih pantas berbicara banyak, karena pada akhir nya kualitas lah yang berbicara banyak, setelah itu baru 3S,dll nya. Semoga masyarakat kita lebih terbuka melihat kualitas dari TVS Tormax, Rock, yang memang memiliki kans besar buat menjadi raja di kelasnya setelah pabrikan japun mulai mengesampingkan segmen bebek. Dengan konsep Inteligent technology pastinya TVS memang beda dari yang ada.

Manghadiy menjelang terbenamnya…’